Cari Blog Ini

clock

Minggu, 06 Juni 2010

Deskripsi Kegiatan

4.1 Deskripsi Kegiatan
4.1.1 Proses Persiapan Penyempurnaan
Proses persiapan penyempurnaan adalah suatu proses penghilangan kotoran baik yang bersifat alamiah maupun yang bersifat buatan. Kotoran yang terdapat di dalam dan di permukaan kain. Tujuan dilakukannya proses persiapan penyempurnaan adalah untuk mempermudah proses selanjutnya. Proses persiapan penyempurnaan meliputi proses baker bulu, proses penghilangan kanji, proses pemasakan, proses relaksasi, proses pemantapan panas, proses pengurangan berat dan proses pencucian.

4.1.2 Proses Bakar Bulu
Proses baker bulu adalah proses menghilangkan bulu-bulu yang muncul pada permukaan kain sebagai akibat dari gesekan-gesekan mekanik dan peregangan-peregangan pada saat proses pentenunan.
Prinsip pengerjaan baker bulu adalah melakukan kain pada api (burner) dengan kecepatan dan yegangan tertentu sehingga bulu-bulu yang akan mengganggu proses selanjutnya diharapkan dapat hilang.
Umumnya pembakaran bulu dapat dilakukan pada kain rayon staple atau campurannya dengan kain polyester. Kain yang akan diproses dimasukan, kain melewati sikat untuk mengeluarkan bulu dan membersihkan kain yang akan dibakar kemudian dilewatkan pada kedua burner dengan kecepatan tertentu.

4.1.3 Proses Penghilangan Kanji
Tujuan proses penghilangan kanji adalah untuk menghilangkan kanji yang diberikan sebelum proses pentenunan pada benang lusi agar tidak mengganggu pada proses selanjutnya. Sebelum di tenun, biasanya benang lusi tunggal untuk kain rayon, kain sintetik, kain campuran serat alam atau sintetik perlu dikanji terlebih dahulu untuk menambah kekuatan dan daya tahan benang-benang tersebut terhadap gesekan. Bila tidak dikanji terlebih dahulu, benang-benang lusi tersebut akan mudah putus sehingga mengurangi mutu dan efisiensi kain.

Pada dasarrnya jenis kain yang biasa digunakan terdiri dari dua jenis, yaitu kanji alam dan kanji sintetik.
Kanji alam meliputi :
 Pati, seperti kanji tapioca, kanji jagung (maizena), kanji kentang (farina) dan kanji gandum(terigu).
 Proteina, seperti glue (perekat) , gelatin dan kasein.
 Gom, seperti Gom Arab.
 Alginate, seperti Manutex.
 Modifikasi kanji, seperti dekstrin.
Kanji sintetik meliputi :
 Resin, seperti Polyvinil Alkohol (PVA) dan akrilik.
 DErivat selulosa, seperti tylose (CMC), Hydroksil Etil Selulosa dan Metal Selulosa.
 Derivate kanji, seperti starch dan starch eter.


4.1.4 Proses Pemasakan
Proses pemasakan kain grey rayon bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran dan serat seperti minyak, lemak, debu, dan lail-lain. Sedangkan pada serat sintetik atau polyester tidak perlu dilakukan proses pemasakan, karena sudah dibuat bersih dan murni. Proses pemasakan biasanya disimultankan dengan proses pengelantangan.
Proses pemasakan serat-serat alam dilakukan dengan menggunakan alkali seperti NaOH dan Na2CO3. NaOH sebagai alkali berfungsi kuat untuk membantu aktifnya proses pengelantangan. Sedangkan H2O2 berfungsi sebagai zat oksidator pada proses pengelantangan.

4.1.5 Proses Relaksasi
Proses relaksasi dikerjakan pada kain polyester dengan maksud untuk membuka atau mengendurkan puntiran benang yang tegangannya tinggi sehingga puntiran benangnya cenderung terbuka. Dengan proses ini, dapat diperoleh kain polyester yang memberi efek pegangan atau handling lembut, lemas dan bergelombang. [ada proses ini zat yang digunakan dan memberi peranan yang sangat penting adalah NaOH sebagai alkali yang akan mempermudah benang untuk membuka putirannya.

4.1.6 Proses Pemantapan Panas
Proses pemantapan panas bertujuan untuk memperoleh kain yang memiliki lebar yang lebih seragam dan anyaman kain yang tidak mudah bergeser pada proses pengerjaan selanjutnya. Prinsip pengerjaannya adalah dengan melakukan kain pada suatu ruangan berudara panas dengan kondisi kain ditarik kea rah lebar. Proses pemantapan panas menggunakan suhu pengerjaan yang mendekati kondisi titik leleh serat kain sehingga memungkinkan untuk terjadinya penstabilan kondisi kain.
Proses pemantapan panas terdiri dari tiga macam, yaitu :
1. Pemantapan panas awal, yaitu pemantapan panas yang dilakukan pada kain yang telah mengalami proses penghilangan kanji dan proses relaksasi.
2. Pemantapan panas antara, yaitu pemantapan panas pada kain yang akan dilakukan proses pencapan.
3. pemantapan panas akhir, yaitu pemantapan panas setelah kain mengalami proses pencelupan dan atau pencapan.

4.1.7 Proses Pengurangan Berat
Proses pengurangan berat merupakan proses pengikisan permukaan serat polyester dengan larutan alkali pekat pada suhu didih sehingga berat kain berkurang dan bahan tersebut menjadi lemas, lembut, dan tipis seperti sutera (silky) yang bersifat permanent.

4.1.8 Proses Pencucian (Netralisasi)
Proses pencucian atau netralisasi dilakukan dengan tujuan mengembalikan kondisi kain setelah mengalami proses persiapan yang sebelumnya, agar zat-zat yang masih menempel dapat lepas sehingga kain menjadi benar-benar netral dan bersih, terutama dari alkali.

SCREEN Coating 3 kali ( Foil dikasih Rumah 5 Pixel )
PRINTING Standard Normal ( Harnes Rakel 60 )
STEAM Normal 175 oC X 8
R/C
Gambar proses pencucian kain polyester
4.1.9 Proses Pencelupan
Proses pencelupan bertujuan untuk memberikan warna secara merata pada permukaan kain dengan sifat permanent.
Pada proses pencelupan terjadi tiga peristiwa penting, yaitu :
1. Melarutkan zat warna yang mengusahakan agar larutan zat warna bergerak dan menempel pada bahan. Peristiwa ini disebut dengan migrasi.
2. Mendorong larutan zat warna agar dapat terserap dan menempel pada bahan. Peristiwa ini disebut dengan adsorpsi.
3. Penyerapan zat warna dari [ermukaan bahan kedalam bahan. Peristiwa ini disebut dengan fixasi.

Zat warna yang biasa digunakan pada saat pencelupan digolongkan berdasarkan pada cara memperolehnya, zat warna terdiri dari zat warna alam dan zat warna sintetik (zat warna buatan). Sifat pencelupan yang dimiliki zat warna ada dua, yaitu :
 Zat warna sub stantif, yaitu zat warna yang dapat secara langsung mewarnai serat.
 Zat warna ejektif, yaitu zat warna yang memerlukan zat pembantu (auxiliaries) untuk melakukan proses mewarnai pada serat tersebut.
Adapun syarat-syarat zat warna yang harus dimiliki oleh sebuah zat warna, yaitu :
1. Memiliki gugus yang menandung Chomovor, Nitro, Nitroso, dan sebagainya.
2. Memeliki gugus yang dapat beresktif terhadap serat tekstil
Auxscorcom, misalnya Amino dan Hidroksil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar